Surga….
Ajaran suci menyatakan bahwa di telapak kaki seorang ibu-lah surga berada. Maka akal pun bertanya: Ibu yang bagaimana? Apakah di setiap tapak kaki ibu, tanpa memedulikan wataknya, sifatnya, perangainya, tingkah-laku dan perbuatannya? Adakah surga di bawah telapak kaki ibunya Rahim dalam kisah novel ini?
Rahim adalah anak bungsu, anak terakhir. Bapak-ibunya—sebagaimana keyakinan sebagian orang—percaya filsafat yang mengatakan “banyak anak banyak rezeki”. Awal kehidupan Dlori dan Zulfin—orang tua Rahim—diliputi suasana yang penuh cinta dan kasih sayang, bahagia, dan berkecukupan. Kehidupan keduanya membuat iri para tetangga. Para tetangga seringkali berkasak-kusuk, saling memamerkan kelebihan, membangga-banggakan harta, anak, dan keturunan. Telinga pun memerah dan hati terasa sangat sakit karenanya. Zulfin terjebak pada perbandingan-perbandingan itu, dan “memaksa” diri dan suaminya agar bisa membuktikan pada semua orang bahwa walau anaknya banyak, mereka akan mendapatkan kesuksesan dan kebahagiaan. Nafsu untuk memburu kesuksesan dan kebahagiaan di satu sisi, dan tujuan untuk membuktikan diri di hadapan semua orang di sisi lain, telah memerangkap pasangan suami istri itu ke dalam kubangan sedih dan air mata. Si bungsu Rahim menjadi korbannya.
© 2022 Storyside (Buku audio ): 9789180564489
Tanggal rilis
Buku audio : 31 Agustus 2022
Surga….
Ajaran suci menyatakan bahwa di telapak kaki seorang ibu-lah surga berada. Maka akal pun bertanya: Ibu yang bagaimana? Apakah di setiap tapak kaki ibu, tanpa memedulikan wataknya, sifatnya, perangainya, tingkah-laku dan perbuatannya? Adakah surga di bawah telapak kaki ibunya Rahim dalam kisah novel ini?
Rahim adalah anak bungsu, anak terakhir. Bapak-ibunya—sebagaimana keyakinan sebagian orang—percaya filsafat yang mengatakan “banyak anak banyak rezeki”. Awal kehidupan Dlori dan Zulfin—orang tua Rahim—diliputi suasana yang penuh cinta dan kasih sayang, bahagia, dan berkecukupan. Kehidupan keduanya membuat iri para tetangga. Para tetangga seringkali berkasak-kusuk, saling memamerkan kelebihan, membangga-banggakan harta, anak, dan keturunan. Telinga pun memerah dan hati terasa sangat sakit karenanya. Zulfin terjebak pada perbandingan-perbandingan itu, dan “memaksa” diri dan suaminya agar bisa membuktikan pada semua orang bahwa walau anaknya banyak, mereka akan mendapatkan kesuksesan dan kebahagiaan. Nafsu untuk memburu kesuksesan dan kebahagiaan di satu sisi, dan tujuan untuk membuktikan diri di hadapan semua orang di sisi lain, telah memerangkap pasangan suami istri itu ke dalam kubangan sedih dan air mata. Si bungsu Rahim menjadi korbannya.
© 2022 Storyside (Buku audio ): 9789180564489
Tanggal rilis
Buku audio : 31 Agustus 2022
Masuki dunia cerita tanpa batas
Peringkat keseluruhan berdasarkan peringkat 2
Inspiring
Sad
Page-turner
Unduh aplikasinya untuk bergabung dalam percakapan dan menambahkan ulasan.
Menampilkan 1 dari 2
Ardinawati
12 Des 2022
The best ever deh duhh pengen peluk Rahim yg begitu tabah sabar penyayabg dgn org tuanya😭😭😭
Bahasa Indonesia
Indonesia